Senin, 20 November 2017

Kerja Kreatif, Siapa Bisa?

Kerja Kreatif, Siapa Bisa? Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Kreatif – 1 …berkaitan dengan atau melibatkan imajinasi atau ide-ide orisinil, khususnya dalam memproduksi pekerjaan artistik; 2 … kemampuan untuk menciptakan aneka gagasan, terutama dalam pikiran, imajinasi; 3 … orang (-orang) yang menghasilkan karya-karya; dsb…

Di sekolah kehidupan kita semua adalah mahluk pekerja. Sebab dalam artinya yang luas, makna kata ”kerja” dan ”pekerjaan” menunjuk ke hampir semua aktivitas yang dilakukan oleh manusia atau karya-karya manusia itu (mesin/alat/teknologi). Aktivitas-aktivitas itu ada yang bertujuan untuk memperoleh nafkah lahiriah, yang kita sebut upah, gaji, komisi, atau uang. Ada juga aktivitas yang lebih ditujukan untuk memperoleh nafkah mental, seperti berburu ilmu pengetahuan dan keterampilan, baik lewat institusi formal (sekolah-akademi-universitas yang memberi gelar, bersifat akademis) atau informal (lembaga non-gelar, bersifat praktis), bahkan nonformal (pergaulan di masyarakat). Tak sedikit pula aktivitas yang ditujukan un
... baca selengkapnya di Kerja Kreatif, Siapa Bisa? Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Rabu, 01 November 2017

ANTI HOAX SANG PENDIDIK

ANTI HOAX SANG PENDIDIK   
Dwi Wahyuni, S.Pd. – SMKN 3 Surakarta 

        Fenomena yang sebetulnya sudah bukan barang baru “HOAX”, saat ini diakui atau pun tidak, mengusik ketenangan kehidupan kita. Pernahkah kita berpikir, mengapa sebuah kabar yang  tidak penting  tiba-tiba  menjadi sangat penting akhir-akhir ini? Sampai-sampai mampu membuat masyarakat gelisah dan pemerintah resah,  bahkan sampai pemerintah merasa perlu  membuat kampanye sosial baik di dunia maya maupun di dunia nyata.    Timbul pertanyaan, mengapa masyarakat bisa percaya hoax? Hingga pada titik tertentu  melebihi kepercayaan terhadap institusi resmi , seperti  kantor berita resmi milik pemerintah  bahkan dunia pendidikan tinggi. Di samping itu, Serentetan pertanyaan sederhana lain pasti sempat menggelitik kita, apa sih sebenarnya hoax itu?, Apa dampak negatifnya?, Bagaimana cara mengantisipasi hoax? Bagaimana mengedukasi siswa, keluarga dan kolega kita untuk memerangi hoax?  Apa yang harus  kita lakukan  ketika kita tiba-tiba   mendapat hoax?  Mari kita   kupas   satu per satu. 

A.   ”Hoax” itu Apa? 
        Hoax berasal dari kata “Hocus”, yang berarti menipu. Hocus sendiri merupakan mantra sulap yang merupakan kependekan dari “Hocus Pocus”. Hoax  menurut Wikipedia berarti pemberitaan palsu. Berita hoax merupakan berita yang tidak dapat dibuktikan kebenarannya.  Disebut palsu karena isi beritanya menjebak  untuk membuat percaya terhadap sesuatu yang salah dan cenderung mustahil 

        Sekarang ini dengan kecanggingan teknologi informasi, media sosial yang biasa kita gunakan sehari – hari baik itu instagram, facebook, Whatshap, twitter dan lain-lain merupakan ladang subur beredarnya berita hoax. Mari kita cermati data dari dewan pers berikut: 

  1. Pengguna smartphone melebihi jumlah penduduk. Hampir setiap orang memiliki dua handphone
  2. Dari 43.300 media online yang terdaftar di dewan pers hanya 168 media saja. 
  3. Terdapat ratusan radio dan sekitar 523 media TV termasuk TV lokal 
  4. Dari media cetak yang  diperkirakan jumlahnya lebih dari dua ribu,   yang terdaftar hanya 321 media 

        Data-data tersebut menunjukkan bahwa hampir setiap orang berpotensi untuk menerima berita hoax hampir setiap hari. Anak  sekolah seringkali menjadi sasaran empuk penyebaran hoax, hal ini karena anak-anak akan merasa hebat bila bisa menjadi yang pertama dalam menyebarkan berita heboh. Padahal berita   yang dishare belum tentu dapat dibuktikan kebenarannya dan cenderung mengarah kepada isu SARA yang berpotensi memecah belah persatuan dan kebhinekaan. Yang masih hangat di memori kita adalah kasus Saracen. Hal ini menjadi hal yang serius mengingat situasi kondisi negara kita yang saat ini sedang bergeliat   melakukan perubahan di berbagai bidang. 
       Berita hoax  jelas terbukti menggangu stabilitas pemerintahan.  Hoax yang sedang marak di media sosial saat ini sebetulnya juga sudah  terjadi pada masa lampau, hanya saja saat itu  teknologi informasi belum semaju saat ini, maka saat itu akses berita hanya melalui media cetak dan media konvensional lain. Kita pasti ingat tentang “Oplah Berganda buat Hearst” Pada 1889 pengusaha AS William Hearst ingin agar AS mengobarkan perang terhadap Spanyol di Amerika Selatan. Untuk itu ia memanfaatkan surat kabarnya, Morning Journal, buat menyebar kabar bohong dan menyeret opini publik, antara lain tentang serdadu Spanyol yang menelanjangi perempuan AS. Hearst mengintip peluang bisnis. Karena sejak perang berkecamuk, oplah Morning Journal berlipat ganda.  
       Dari satu peristiwa ini saja kita bisa tahu bahwa sebuah berita hoax / kebohongan ujung-ujungnya adalah masakah ekonomi.  Untuk mengidentifikasi    apakah suatu berita merupakan hoax atau bukan, ada beberapa ciri berita hoax yang harus kita perhatikan, yaitu: 

  1. Isi berita bertentangan dengan logika umum dan ilmu pengetahuan atau terdapat kontradiksi dengan fakta yang sudah umum diketahui. 
  2. Mengandung istilah ilmiah yang tidak umum sehingga sulit bagi kita untuk tidak percaya, 
  3. Hoax tidak seperti fraud ( penipuan ), hoax bukan bertujuan untuk menipu secara individu secara financial Berita berisi kabar provokatif bersifat Persuasif, menghimbau, mengajak, dan bertujuan untuk mencemarkan seseorang atau institusi tertentu  
  4. Mengandung kalimat yang meminta agar pesan Hoax tersebut diteruskan. Ini merupakan ciri yang paling utama. Jika anda menerima pesan yang kalimat terakhirnya “Bantulah saudara-saudara anda dengan meneruskan pesan ini” atau “Jangan sampai pesan penting ini putus ditangan anda”, atau “Teruskan ke teman2 anda agar mereka berhatihati” dan sebagainya, maka curigalah kalau pesan tersebut merupakan hoax.      
          Contoh Hoax yang sempat fenomenal di negara kita antara lain:
  1. Berita hoax tentang permen Susu mengandung pcc, dengan sasaran    sekolah-sekolah seharga  Rp. 2.000 / renteng. Pesan berantai itu juga disertai dengan foto-foto permen yang disebut mengandung narkoba. Atas pesan berantai tersebut, Polda Jawa tengah memastikan jika kabar tersebut hoax. Klarifikasi itu disampaikan akun Instagram resmi Polres Boyolali, Sabtu (23/9/2017).  Sumber: http://www.tribunnews.com/regional/2017/09/23/  
  2. Berita Hoax Tentang Bahaya Aspartam Diinformasikan  saat ini sedang ada wabah pengerasan otak atau sumsum tulang belakang. Jangan minum produk: extra joss, M-150, kopi susu gelas, Kiranti, Krating Daeng, Hemaviton, Neo Hormoviton, Marimas, Hore, Frutillo, Segar Sari, Pop Ice, Segar Dingin Vit C, Okky Jelly Drink, Inaco, Gatorade, Nabati, Adem Sari, Naturade Gold, Aqua Splash. Karena mengandung Aspartame racun yang menyebabkan diabetes, kanker, dan bisa mematikan. Tolong teruskan informasi ini kepada orang-orang yang Anda cintai. Tertanda dr H Ismuhadi MPH' BPOM dalam surat Nomor: KH.00.01.1.0800 menegaskan berita yang menyebar melalui pesan singkat SMS mengenai bahaya penggunaan Aspartam yang disebutkan bersumber dari IDI sama sekali tidak benar. IDI tidak pernah mengeluarkan pernyataan tentang hal tersebut. Aspartam dikategorikan aman berdasarkan Keputusan Codex stan 1921995 Rev. 10 Tahun 2009. Codex Alimentarius Commision (CAC) adalah Lembaga Internasional yang ditetapkan FAO/WHO untuk melindungi kesehatan konsumen dan menjamin terjadinya perdagangan yang jujur. Sumber: https://health.detik.com/ 
  3. Bahaya Coca-Cola. adanya artikel kalau coca-cola bisa digunakan untuk membersihkan WC, karburator, karat, dsb ? itu adalah berita bohong. Artikel ini menyebar dengan sangat luas. Beberapa buletin mingguan bahkan memasukan artikel ini sebagai propaganda anti coca-cola. Bagaimanapun minum softdrink terlalu banyak tetap tidak baik, namun jangan anda ikut2an menasihati kawan anda dengan berita bohong seperti ini.  Sumber : http://hoax.wordpress.com Dan banyak lagi hoax yang  harus kita waspadai   
B.  Dampak Negatif Hoax 
      Menurut pandangan psikologis, ada dua faktor yang dapat menyebabkan seseorang cenderung mudah percaya pada hoax. Orang lebih cenderung percaya hoax jika informasinya sesuai dengan opini atau sikap yang dimiliki (Respati, 2017).  Di depan sudah penulis kemukakan, bahwa tujuan utama dari pihak yang mengunggah hoax yang merupakan konten ujaran kebencian dan berbau SARA berdasarkan pesanan adalah semata alasan ekonomi. Mereka mengabaikan fakta bahwa hoax dapat menimbulkan dampak luas dan bersifat negatif. Bahkan bisa memicu konflik, menggulingkan pemerintahan dan memecah belah bangsa.  
  
         Dampak negatif dari sebuah hoax adalah : 
  1. Kerusakan dan kerugian fisik / materi karena aksi massa yang disulut oleh sebuah hoax 
  2. Masyarakat menjadi resah dan ketakutan karena opini negatif, fitnah, penyebar kebencian yang  mereka terima 
  3. Beban mental yang teramat sangat  sampai dengan sakit jiwa karena serangan yang diterima melalui sebuah hoax 
  4. Timbulnya trauma yang mendalam bagi orang / kelompok orang yang menjadi korban hoax, dll 


C. Cara mengantisipasi hoax?  
      Kita  telah  mengetahui  betapa dahsyatnya  efek negatif  yang ditimbulkan dari sebuah hoax.  Untuk dapat   meminimalisir dampak negatif hoax, maka kita harus dapat mengantisipasi agar dapat terhindar dari hoax.  Berikut ini adalah langkah – langkah yang dapat kita lakukan: 
  1. Mengidentifikasi apakah sebuah informasi yang kita terima itu benar atau hoax berdasarkan ciri-ciri hoax yang sudah penulis kemukakan di atas. Jangan sampai kita  terlanjur ikut menyebarluaskan sebuah ketidakbenaran yang   dapat berdampak buruk dan bahkan bisa menganggu stabilitas negara. Apalagi jika   menyangkut tema SARA atau yang sedang sensitif bagi masyarakat luas. 
  2. Jadilah netizen yang cermat, yang selalu mempertimbangkan kredibilitas dari sumber–sumber berita yang kita terima sebelum menyebarluaskannya. Selalu ingat untuk “saring before sharing” 
  3. Berlaku bijak dan bertanggung jawab dalam menggunakan  kemudahan dan kebebasan dalam mengakses informasi   


D. Peran Pendidik dalam mengedukasi hoax 
      Di sejumlah kota telah dideklarasikan terbentuknya Masyarakat Indonesia Anti Hoax.  berkaitan dengan hal tersebut,  Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara mengatakan, Pemerintah  peduli  terhadap merebaknya hoax di berbagai media sosial. Yang  utama adalah bagaimana Indonesia ini memiliki dunia maya yang lebih sehat, lebih bermanfaat, lebih bermartabat serta berkualitas bagi seluruh masyarakat. Menurutnya,  penapisan atau pemblokiran merupakan langkah terakhir yang dilakukan pemerintah karena keberhasilan Pemerintah bukan banyaknya situs yang telah diblokir.
       Pendidik sebagai bagian dari pemerintah, memiliki tanggung jawab moral yang besar terhadap edukasi tentang hoax baik bagi siswa, keluarga dan masyarakat Para pendidk dituntut cermat dan cerdas dalam membaca situasi dan kondisi. Kehadiran mereka dalam menangkal berita hoax terhadap anak didik sangat dibutuhkan. Pihak Sekolah melalui para pendidik harus memberi pembelajaran, pengajaran dan pendidikan terkait bahaya berita hoax tersebut.  
      Langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh pendidik dalam mengedukasi hoax diantaranya adalah: 
  1. Menanamkan kejujuran yang merupakan satu dari 18 pendidikan karakter yang dicanangkan pemerintah sebagai upaya menanamkan karakter baik pada peserta didik.   Pembiasaan jujur sejak dini itu penting. Harus ditanamkan bahwa kejujuran harus dimulai dari hal-hal kecil, dari diri sendiri dan dimulai sekarang. Mulailah dari hal-hal kecil di dalam kelas. membiasakan peserta didik jujur dalam berkata dan bersikap,  termasuk dalam mengerjakan soal yang diberikan.  Sikap Jujur akan membiasakan anak didik untuk selalu menyampaikan berita benar, akurat. sehingga mereka tak akan membuat berita hoax di media sosial. Juga sikap-sikap lain dalam 18 pendidikan karakter. Dengan karakter yang unggul diharapkan semua siswa menjadi insan  yang bijak dalam menyikapi sebuah berita dan yang penting bukan menjadi penyebar hoax 
  2. Membiasakan untuk  mencari kejelasan tentang sesuatu sampai jelas  benar keadaanya (tabayun) pada peserta didik.   
  3. Memberikan pendidikan tentang etika berinternet. Pendidikan internet lebih pada pembelajaran tentang etika bermedia internet, bukan pembelajaran melalui media. Pendidikan etika bermedia internet bertujuan untuk mengembangkan baik pemahaman kritis maupun partisipasi aktif, sehingga anak muda sebagai konsumen media internet memiliki kemampuan dalam membuat membuat tafsiran dan penilaian berdasarkan informasi yang diperolehnya. 

E. Apa yang harus  kita lakukan  ketika kita tiba-tiba
     mendapat hoax? 
     Ini merupakan hal paling penting bagi kita semua. Apalagi posisi kita sebagai pendidik. Harus lebih bijak dalam menyikapi apabila kita tiba-tiba mendapat hoax. Apalagi yang berhubungan dengan profesi kita.  Berikut adalah yang  telah saya lakukan dan seharusnya kita lakukan sebagai pendidik apabila mendapati sebuah hoax: 
  1. Mencermati  sumber berita Kredibilitas sumber berita sangat mempengaruhi kualitas isi berita. hoax biasanya  dibuat di situs pribadi dan biasanya berdasarkan karangan pelakunya bukan berdasarkan fakta yang ada sehingga sangat mungkin berita     cenderung memihak pada satu pihak tertentu, atau di sisi lain tulisannya mungkin bersifat  menjelek jelekkan atau menjatuhkan pihak lain. 
  2. Tidak langsung Percaya pada Foto dan Video yang disajikan  Karena foto dan video tersebut bisa saja sudah di manipulasi, di edit, atau dirubah demi untuk tujuan pembuatan berita hoax tersebut, terlebih saat ini manipulasi foto dan video bukan lagi menjadi hal yang sulit dilakukan dengan dukungan teknologi. Bahayanya lagi untuk seorang yang sudah sangat ahli dalam hal editing foto dan video, mampu membuat foto editan yang sudah tidak bisa lagi di bedakan lagi oleh orang awam. 
  3. membaca berita dengan lengkap. Tidak hanya membaca judul berita saja.   Di media online semakin banyak Judul dan deskripsi berita yang bersifat provokatif yang sering sekali sengaja dibuat oleh pembuat berita untuk menarik minat dan rasa penasaran dari pembaca. Jadi sebelum membuat asumsi terhadap suatu berita sebaiknya   isi  dibaca sampai selesai dan diambil sisi positifnya saja. 
  4. mencari pembanding dari sumber berita yang lain. Merupakan langkah terakhir dalam rangka memastikan kebenaran  sebuah berita.     
  5. Berusaha Netral Terhadap sebuah Berita Sekarang ini tangan lebih cerewet di media masa, kadang saat ada yang merasa kurang suka terhadap seseorang lalu membuat tulisan hanya berdasar asumsi yang tidak teruji kebenarannya. Dan lagi pembaca yang berasal dari golongan yang merasa pendapatnya sama juga kurang hati hati dalam membagikan informasi apa yang diperolehnya tanpa tau informasi itu sebenarnya berasal dari mana. Jadi sebaiknya netral saja terhadap sebuah informasi atau berita. 
  6. Hati hati membagikan ulang sebuah berita  Saya paling takut untuk membagikan tulisan terutama yang berasal dari internet dan media sosial, kenapa?  Karena saya ingat bahwa orang yang percaya dengan fitnah dan ikut menyebarkan berita fitnah itu berarti menjadi si pemfitnah juga..!! dan fitnah itu lebih kejam dari pembunuhan.  
  7. Kritis dan cerdas menyaring berita Bersikap kritis ketika mendapatkan sebuah berita akan menjadi perlindungan yang efektif  agar  terhindar dari berita hoax. Cerdas  dalam menyaring informasi, mengambil dan berbagi hanya informasi yang bermanfaat bagi   sesama. 


F.  Kesimpulan 
       Kesimpulan   dari yang  penulis  paparkan  di atas  adalah  bahwa  pendidik  merupakan   agen strategis dari bangsa ini dalam mengedukasi siswa, keluarga dan masyarakat dalam menghadapi membanjirnya hoax dan meminimalisir dampak negatif yang dapat ditimbulkan oleh sebuah hoax, sehingga terwujud masyarakat yang terjaga stabilitasnya baik ideologi, politik, ekonomi, sosial dan budaya



DAFTAR PUSTAKA

cyberlawfraud.blogspot.com/2013/04/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html...19 Apr 2013 - ... Fraud merupakan kejahatan ...


https://hoax.wordpress.com/2007/03/13/bahaya-coca-cola-dan-pepsi/... Bahaya Coca-Cola dan Pepsi | Betul-Betul Berita Bohong


https://kominfo.go.id/content/detail/8949/ini-cara-mengatasi...hoax.../sorotan_media... ini Cara Mengatasi Berita “Hoax” di Dunia Maya - Kementerian ...

https://news.detik.com/berita/d-3413992/ini-74-media-yang-terverifikasi-dewan-pers



marimas.com/antihoax/category/klarifikasi-berita-hoax/Rumor Bahaya Aspartam Bukan Statement IDI – Marimas Anti Hoax. Sticky ... Bantahan Atas Berita Terkait dengan Keamanan Aspartam – Marimas Anti Hoax.

Perpres No. 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter

Sheila Respati. Kompas.com - 23/01/2017, 18:18 WIB ... Hoax" memberi dampak psikologis


liputan6.com ›  Global, 26 Jan 2016, 6 Hoax yang bikin heboh dunia maya